Senin, 28 September 2015

Pentingnya ISBN, KDT dan barcode dalam Terbitan

Setiap buku atau media reguler (majalah, buletin, newsletter, dll) harus mempunyai ISBN, KDT dan barcode sebagai standar terbitan. Apakah ketiga jenis hal tersebut? Berikut kami kutip dari sumbernya, yakni www.perpusnas.go.id.

ISBN (http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoIsbn)
ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.
ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. Fungsi ISBN adalah (1). Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit (2).Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku (3).Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London.

KDT (http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoKdt)
KDT adalah sebuah deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan untuk dicantumkan pada halaman balik halaman judul (halaman verso / copyright) sebagai kelengkapan penerbitan.
KDT merupakan terjemahan dari Cataloguing in Publication (CIP). KDT biasanya dikelola oleh perpustakaan nasional masing-masing negara. Misalnya LC (Library of Congress) untuk Amerika Serikat, British Library di Inggris, National Library of Singapore di Singapura, PNM di Malaysia dan Perpustakaan Nasional RI di Indonesia.
KDT dibuat berdasarkan pedoman-pedoman pengolahan bahan pustaka, seperti AACR 2, DDC edisi 23, Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional RI serta pedoman-pedoman lain yang dianjurkan dalam pengolahan bahan pustaka.
Barcode (http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoBarcode)
Barcode ISBN adalah kode garis hitam putih yang merupakan lambang pengganti angka, dimana ketebalan dan kehalusan garisnya bisa terbacakan mesin atau informasi terbacakan mesin dalam format visual yang tercetak. Perjanjian antara GS1 (European Article Number International dan Uniform Code Council/EAN- UCC) dengan International ISBN dan International ISMN menghasilkan simbol barcode atau kode ISBN.

Barcode/kode ISBN diletakkan pada cover/kulit buku bagian belakang, sehingga dapat memudahkan dalam pengecekan dengan alat scanner.

Syarat utama mengurusnya adalah lembaga yang mempunyai badan hukum. Nah, jika Pembaca ingin menerbitkan buku ber-ISBN, silakan hubungi kami. Sandu Institut berpengalaman dan sudah terdaftar sebagai lembaga penerbit di Perpusnas.